Mentari beranjak dari peraduannya
Gedung-gedung pencakar langit berdirir tegak nan kokoh
Dengan angkuh menjualang tinggi menembus awan
Seiring denyut nadi kehidupan
Harmoni selaras kehidupan
Perlahan...
Riuh rendah silih berganti
Hiruk pikuk keramaian
Manusia bagaikan tak henti dikejar waktu
Aktifitas pun dimulai
Kendaraan hilir mudik
Asap mengepul dari cerobong industri
Manusia bergegas disegala suasana
Waktu kian berjalan
Manusia melakoni perannya
Tak ada sudut yang diam
Demi menggapai asa hari ini
Ketika temaram mulai tersenyum
Ada yang mengakhiri lakonnya
Namun ada pula baru mengawalinya
Sebab itulah warna kehidupan kota metropolitan
Makassar 2 Desember 2013
Agung Dewantara
Sebuah cerita, curhatan, dan kegilaan saya yang tercampur dalam semankuk kuah panas dan ditumpahkan pada sebuah blog sederhana yang agak kampungan
Jumat, 13 Desember 2013
Kota Metropolitan
Jumat, 06 Desember 2013
Ilusi Hati
Ilusi Hati
Kadang aku ingin sendiri
Kadang aku merasakan sepi
Disaat rindu menghampiri
Ketika kekosongan menemani hati
Aku menanti
menanti dalam sebuah lingkaran waktu yang penuh dengan ilusi
Terjebak dalam sebuah pelukan halusinasi
Tak tentu arah
Terombang-ambing diluasnya lautan samudra
Tersesat dalam gersangnya keheningan gurun sahara
Seperti ingin berontak
Melepaskan diri dari kepalsuan fatamorgana
Seakan ingin meledak
Ingin kuhancurkan semua ikatan harapan yang merasuki seluruh tubuhku
Aku akan terus berlari
Menghapus semua kenangan tentang dirimu
Mengubur semua senyuman indahmu yang masih sibuk bermain-main didalam rongsokan ingatanku yang telah lapuk
Meskipun dalam gelap
Akan kucoba untuk terus tertawa
Hingga sebuah cahaya datang membebaskanku dari perangkap ilusi hatimu
Makassar 9 November 2013
Agung Dewantara
Kadang aku ingin sendiri
Kadang aku merasakan sepi
Disaat rindu menghampiri
Ketika kekosongan menemani hati
Aku menanti
menanti dalam sebuah lingkaran waktu yang penuh dengan ilusi
Terjebak dalam sebuah pelukan halusinasi
Tak tentu arah
Terombang-ambing diluasnya lautan samudra
Tersesat dalam gersangnya keheningan gurun sahara
Seperti ingin berontak
Melepaskan diri dari kepalsuan fatamorgana
Seakan ingin meledak
Ingin kuhancurkan semua ikatan harapan yang merasuki seluruh tubuhku
Aku akan terus berlari
Menghapus semua kenangan tentang dirimu
Mengubur semua senyuman indahmu yang masih sibuk bermain-main didalam rongsokan ingatanku yang telah lapuk
Meskipun dalam gelap
Akan kucoba untuk terus tertawa
Hingga sebuah cahaya datang membebaskanku dari perangkap ilusi hatimu
Makassar 9 November 2013
Agung Dewantara
Langganan:
Postingan (Atom)